Selasa, 13 Januari 2009

Selamat Berpisah Tahun 2008 dan Selamat Datang Tahun 2009

Selamat Berpisah Tahun 2008

dan Selamat Datang Tahun 2009

Di penghujung tahun 2008 dan di awal tahun 2009 ada tiga event besar datang hampir bersamaan, 25 Desember 2008 umat kristiani memperingati Hari Natal, 29 Desember 2008 umat Islam merayakan Tahun Baru 1430 H (Hijriah), dan dua hari setelah itu tepatnya tanggal 1 Januari 2009 kita merayakan Tahun Baru Masehi 2009. Kita mengenal ada tahun Hijriah dan tahun Miladiah. Tahun Hijriah perhitungan ditetapkan berdasarkan pada perhitungan rotasi komariyah (Bulan), dan diawali sejak hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, sedangkan tahun Miladiah (kelahiran) perhitungan didasarkan pada perputaran Syamsiah (Matahari), dan diawali sejak kelahiran Nabi Isa AS (Alaihi Salam). Tahun-tahun tersebut hanyalah salah satu penanda waktu, agar kita dapat menghitung umur atau usia sesuatu.

Begitu pentingnya masalah waktu, Tuhan pun sampai bersumpah ”Demi Masa”. Waktu digunakan untuk hal-hal yang baik, atau digunakan untuk hal-hal yang jelek, atau dibiarkan saja, tetap akan berlalu meninggalkan kita dan tidak akan pernah dapat diputar kembali. Tahun 2008 telah berlalu dengan segala kenangan, prestasi yang dicapai atau pun kegagalan yang kita derita. Mereka yang sukses dengan prestasi cemerlang atau mereka yang terpuruk, pailit jatuh tertimpa tangga, sebenarnya mereka memiliki waktu dan kesempatan yang sama sehari—semalam 24 jam. Tidak terasa perjalanan waktu telah memakan segalanya, dan tak seorang pun mampu menghentikan.

Tahun 2008 baru saja berlalu dan tahun 2009 telah datang dengan segala tantangan yang menghadang di depan mata dan nampaknya lebih berat dari tahun-tahun sebelumnya. Namun optimisme harus selalu dikedepankan daripada pesimisme. Semua orang berharap tahun 2009 lebih baik daripada tahun 2008 yang lalu. Itulah doa yang selalu kita sanjungkan kepada yang di atas.

Setiap menjelang akhir tahun hampir sebagian besar masyarakat di seluruh dunia begitu semangat untuk melepas kepergiannya. Semangat yang sama juga ditujukan kepada datangnya tahun baru. Banyak orang warga dunia menyambut tahun baru dengan penuh gegap gempita dan harapan, namun tidak demikian dengan mayoritas manusia yang dalam hidupnya senantiasa dihimpit kemiskinan. Tidak ada tahun baru buat mereka. Tidak ada perubahan yang berarti buat hidup mereka. Apalagi tahun baru 2009 merupakan awal dari munculnya dampak yang lebih luas dari krisis keuangan global. Akan banyak pabrik-pabrik tutup, akan banyak pengangguran, akan semakin banyak pula kemiskinan.

Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian dan keprihatinan tersebut, bangsa Indonesia sedang dalam suasana menyambut pesta demokrasi yaitu pemilihan Legislatif maupun pemilihan Presisden dan Wakil Presiden, sebagai sarana suksesi kepemimpinan yang diharapkan lancar, damai dan melahirkan pemimpin pilihan rakyat. Bila kerusakan bangsa ini berawal dari proses transaksi jual beli atau barter kekuasaan yang merugikan masyarakat banyak, dimana pemilik ”ekonomi” kuat ingin meraih kekuasaan dengan ekonominya atau sebaliknya pemilik kekuasaan, berusaha meraih ekonomi dengan kekuasaan yang dimilikinya, maka sangat mengkhawatirkan bila proses transaksi jual beli atau barter ini juga diikuti oleh masyarakat di strata paling bawah, misalnya pada pesta demokrasi Pilkades (Pilihan Kepala Desa). Bila hal ini terjadi, maka Tahun Baru 2009 dan Pemilu 2009 akan mengulang sejarah kegelapan yang tidak memberi harapan menuju perbaikan hidup yang nyata.

Masyarakat harus berani memotong benang kusut transaksi jual beli atau barter suara. Mereka harus benar-benar memilih wakil mereka yang mau bekerja bersama rakyat. Wakil mereka yang benar-benar mereka kenal langsung dengan visi kerakyatan yang jelas. Jangan biarkan suara kita dibeli atau ditukar dengan harga murah dengan mengorbankan jutaan nasib dan masa depan rakyat banyak. Pilihlah dan dukunglah wakil rakyat yang baik yang jumlahnya sekarang ini masih belum banyak. Saatnya kita melahirkan wakil rakyat yang menjadi bagian yang utuh dari masyarakat, yang tidak terpisah dari rakyat, yang dilahirkan sendiri dari rakyat, sehingga rakyat pun memiliki kekuasaan penuh untuk mengontrolnya saat dia berhasil duduk sebagai wakil rakyat.

Semoga hadirnya Tahun Baru 2009 membawa harapan baru untuk perbaikan yang nyata. Setelah bangsa mengalami keterpurukan dan ketergantungan kepada kekuatan asing. Semoga ini momentum untuk bangkit mengadakan recoveri dalam segala bidang kehidupan, dan saatnya kita menjadi bangsa yang mandiri dan berdaulat, yang mampu mengolah dan memanfaatkan segala kekayaan bangsanya secara mandiri dan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat banyak dan kekuatan ekonomi industri dalam negeri.

Seorang tetangga berharap “Semoga tahun baru gak susah mencari minyak tanah, gak susah mencari bensin, gak susah mencari gas, gak susah mencari pupuk dan harga kebutuhan sembilan bahan pokok tidak naik lagi”. Sungguh sederhana doanya, ingin tidak susah dalam berbagai hal di pergantian tahun. Semoga Tuhan mendengarkan dan mengabulkan doa dia dan kita semua. Amien.